Dunia Yang Sempurna
Prolog
Gue selalu percaya, apapun yang
kita alami di dunia ini selalu memiliki alasan tersendiri. Ga terkecuali dengan
kehadiran orang-orang di kehidupan kita. Setiap orang, setiap hal, memiliki
perannya masing-masing di kehidupan kita ini. Ada yang datang untuk sekedar
menguji kesabaran kita, ada yang datang untuk menyadarkan kita akan mimpi dan harapan
yang selalu mengiringi kita.
Gue menulis cerita ini, sebagai
wujud rasa cinta gue terhadap segala yang pernah terjadi kepada gue. Ada yang
ingin gue lupakan, dan ada yang ingin gue kenang selamanya. Tapi pada satu
titik gue menyadari, bahwa ga ada yang harus gue lupakan, melainkan gue ambil
pelajarannya. Dan untuk segala yang pernah hadir di hidup gue, ataupun yang
akan hadir, gue mengucapkan terima kasih dari hati gue yang terdalam.
Cerita ini berawal pada tahun
2006, pada saat gue masih culun-culunnya menjalani kehidupan. Gue baru saja
lulus SMA, dan memutuskan untuk merantau, meskipun ga jauh-jauh amat, ke
ibukota untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi lagi. Gue masih mengingat
dengan jelas momen ketika gue mencium tangan ibu, dan elusan kepala dari bapak,
yang mengantarkan gue ke gerbang rumah, sebelum gue menaiki angkutan umum yang
akan membawa gue ke ibukota.
Ketika angkutan umum yang membawa
gue ke ibukota itu mulai berjalan, gue sama sekali ga bisa membayangkan apa
yang akan terjadi di hidup gue selanjutnya. Tentu saja gue ga bisa membayangkan
kehadiran seseorang, yang dengan segala keunikan dan keistimewaannya,
memberikan warna tersendiri di hati gue.
Nama gue Gilang, dan semoga sekelumit cerita gue ini bisa berkenan bagi kalian semua.
