I Don’t Belong Here
Prolog
Cinta, bagi sebagian orang, ga
lebih dari kumpulan realita yang bertentangan dengan harapan. Dimana setiap
janji yang kita gores di kaki langit seakan ga ada maknanya. Menguap, kemudian
lenyap dilucuti kerasnya kehidupan.
Seiring berjalannya waktu, gue
memahami satu hal; bahwa cinta ga melulu soal sepasang senyawa yang saling
memiliki. Cinta ga harus selalu berdampingan. Cinta ga musti bergandengan
tangan seiring sejalan.
Cinta, tak ubahnya tangan yang
menengadah ke langit, dipenuhi doa dan penyerahan diri atas apa yang mungkin
layak kita dapatkan, bertemu seseorang yang kelak kita sebut belahan jiwa,
kemudian belajar menjalani takdir masing-masing.
Gue bukan Romeo yang rela mati
buat Juliet. Gue bukan Spiderman yang bersembunyi di balik topeng demi
menyelamatkan Mary Jane. Gue, Rendra. Seonggok daging yang memiliki nama,
segumpal darah yang mengendap dalam hidup yang gelap, sepotong senyawa yang
kosong, melayang-layang di Tengah semesta dan jatuh ke dunia yang fana, lalu
mengenal cinta.
Setelah berulang kali belajar memahami cinta, gue kini jatuh dari ke-fana-an menuju hampa. Hingga sekarang di lemari cita-cita gue, cuma ada beberapa lembar puisi, mimpi-mimpi setengah jadi, pengorbanan yang gagal jadi sebuah persembahan, harapan yang tengah diperjuangkan, dan.. Namanya.. Serta beberapa penggal cerita yang akan gue sajikan disini.
